My Calendar

9.14.2008

Hikmah Puasa

Pada kesempatan ini izinkan saya menyampaikan sedikit ilmu tentang Hikmah Puasa. Dalam Surat Al Baqoroh ayat 183, Allah Jalla Jalaaluh berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa".

Di ayat ini Allah Jalla Jalaaluh hanya "mengundang" hambanya yang mempunyai predikat "Beriman". Pertanyaannya, apakah definisi orang yang beriman, siapakah mereka?
Dalam Alquran Allah Jalla Jalaaluh banyak sekali memberikan penjelasan dari pertanyaan di atas, di antaranya dapat dilihat pada Surat Al Mu'minun ayat 1-11, yang artinya:

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya. Dan orang-orag yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tak berguna. Dan orang-orang yang membayar zakat. Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya. Kecuali kepada istri-istri atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka mereka tidak tercela. Barang siapa yang melepaskan nafsunya kepada selain itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat dan menepati janjinya. Dan orang-orang yang memelihara sholatnya. Itulah orang-orang pewaris. Yang mewarisi syurga firdaus, mereka kekal di dalamnya".

Selain itu dalam Surat Al Anfal ayat 2-3, yang artinya:

"Sesungguhnya orang beriman ialah orang yang apabila disebut Allah, gemetar hatinya dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Allah bertambahimannya dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan sholat dan menafkahkan sebahagian rezeki yang kami berikan kepadanya".

Dari dua surat di atas terdapat kesamaan definisi orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang mendirikan sholat dan menunaikan zakat.Dalam Alquran banyak sekali ayat-ayat yang membahas tentang Shalat dan Zakat, paling tidak ada 11 surat yang membahas tentang hal tersebut, yaitu:
  • AlBaqoroh ayat 43,83,110,177 dan 277
  • AlMaidah ayat 12 dan 55
  • Al Anfal ayat 3
  • AtTaubah ayat 5,11,18 dan 71
  • Al Hajj ayat 41 dan 78
  • AnNuur ayat 56
  • AnNaml ayat 3
  • Luqman ayat 4
  • AlAhzab ayat 33
  • AlMujadalah ayat 13
  • AlMuzzammil ayat 20

Timbul pertanyaan, mengapa sholat dan zakat begitu penting kedudukannya dalam Islam ? Dan mengapa 2 hal tersebut selalu terkait satu dengan lainnya ?
Sebagaimana diketahui bahwa sholat dan zakat adalah termasuk dalam rukun Islam, yaitu rukun yang ke-2 dan ke-4. Sedangkan puasa masuk pada rukun Islam yang ke-3. Ada satu hal yang menarik , posisi angka 3 berada di antara angka 2 dan 4. Bila dikaitkan dengan puasa, maka ia berada di antara sholat dan zakat, bila mau diinterpretasikan secara bebas, maka di dalam puasa terkandung sholat dan zakat, yang artinya seseorang yang berpuasa tidak akan berguna bila ia tidak mendirikan sholat dan tidak menunaikan kewajiban mengeluarkan zakat bagi orang-orang yang berhak menerimanya.

Shalat
Shalat adalah kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat yang tidak bisa ditawar-tawar (fardhu 'ain). Barang siapa yang meninggalkannya tanpa adanya uzur syar'i, sesungguhnya dia telah menzholimi dirinya sendiri. Bila bagi hamba-hamba Allah yang berpredikat muslimin/muslimat saja, shalat adalah suatu kewajiban, apalagi bagi yang ingin disebut sebagai mu'minin/mu'minat, shalat haruslah merupakan suatu kebutuhan mendasar. Tanpa shalat seorang mu'min bagaikan ikan tanpa air, ia akan sengsara dan tak lama kemudian, mati.

Banyak hadits Nabi Muhammad SAW tentang shalat. Antara lain yang intinya sebagai berikut:

  • Amal yang membedakan antara seorang muslim dan seorang kafir adalah shalat.
  • Amal manusia yang pertama kali dihisab di padang mahsyar adalah shalatnya.
Oleh sebab itu kita senantiasa mohon pada Allah Jalla Jalaaluh agar kita dan keturunan kita dijadikan hamba yang menjaga dan mendirikan shalat, seperti doa yang tercantum pada Surat Ibrahim ayat ke-40 yang artinya:

"Ya Tuhanku, jadikan aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap selalu mendirikan shalat. Ya Tuhanku perkenankan doaku".

Zakat

Dalam Islam terdapat 2 hal yang harus diseimbangkan antara iman dan amal sholeh, yang sifatnya ukhrowi dan duniawi. Dalam haditsnya Nabi Muhammad SAW bersabda:

Beribadahlah, seolah-olah engkau mati esok, bekerjalah, seolah-olah engkau hidup selama-lamanya.

Selain itu terdapat 2 hal yang juga harus diseimbangkan yaitu hablum minalloh dan hablum minannas, hubungan vertikal dan hubungan horizontal. Bila shalat adalah bentuk hablum minalloh, hubungan vertikal antara makhluk dan kholiq. Maka salah satu bentuk hablum minannas, hubungan horizontal antar makhluq adalah zakat.

Shalat sebagai manifestasi ketaatan makhluq kepada kholiq belumlah cukup, sebab, shalat harus mempunyai dampak positif bagi pelakunya dan lingkungan sekitarnya. Ketaatan harus dibuktikan, bagaimana membuktinnya?

Salah satu bentuk pembuktian itu adalah zakat, karena zakat menunjukkan alau kita mempunyai rasa kepedulian dan berempati terhadap sesama. Zakat menunjukkan perasaan ruhama dan ukhuwah Islamiyah antara aghniya dan fuqoro.

Dapatkah ikhwah fillah bayangkan seandainya zakat ini diimplementasikan di kehidupan sehari-hari, alangkah indahnya. Kecemburuan sosial akan dapat diminimalisasi karena adanya keikhlasan dari yang memberi dan kemudian didoakanoleh pihak yang menerima. Dari kondisi seperti itulah keberkahan akan datang, Insya Allah.

Sesungguhnya puasa mengajarkan kita rasa kepedulian sosial yang tinggi, dengan puasa kita menempatkan diri sebagai seorang yang tidak berpunya sehingga harus menahan rasa lapar dan dahaga. Dengan berpuasa akan timbul rasa senasib dan sepenanggungan sesama hamba Allah Jalla Jalaalu.

Wallahu a'lam bissawab.



Tidak ada komentar: